Jilbab Lebih Menjaga Dirimu
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Alhamdulillah, dengan nikmat waktu yang telah
Allah Ta’ala berikan, ana bisa
memposting sebuah artikel dari web www.muslim.or.id yang bermanfaat terutama
bagi kaum muslimah yaitu tentang jilbab bisa menjaga diri seorang muslimah.
Lansung saja ke penjelasannya.
Jilbab, apa sih manfaatnya? Banyak wanita
yang menanya-nanyakan hal ini karena ia belum mendapat hidayah untuk
mengenakannya. Berikut ada sebuah ayat dalam Kitabullah yang disebut dengan
“Ayat Hijab”. Ayat ini sangat bagus sekali untuk direnungkan. Moga kita bisa
mendapatkan pelajaran dari ayat tersebut dari para ulama tafsir. Semoga dengan
ini Allah membuka hati para wanita yang memang belum mengenakannya dengan
sempurna.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
1. Apa Itu Jilbab?
Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan
bahwa jilbab adalah pakaian atas (rida’)[1] yang menutupi khimar. Demikian yang
dikatakan oleh Ibnu Mas’ud, ‘Ubaidah, Al Hasan Al Bashri, Sa’id bin Jubair,
Ibrahim An Nakho’i, dan ‘Atho’ Al Khurosaani. Untuk saat ini, jilbab itu
semisal izar (pakaian bawah). Al Jauhari berkata bahwa jilbab adalah “mulhafah”
(kain penutup).[2]
Asy Syaukani rahimahullah berkata
bahwa jilbab adalah pakaian yang ukurannya lebih besar dari khimar.[3] Ada ulama yang katakan bahwa jilbab
adalah pakaian yang menutupi seluruh badan wanita. Dalam hadits shahih dari
‘Ummu ‘Athiyah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang di antara kami
tidak memiliki jilbab.”
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
لِتُلْبِسْهَا
أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
“Hendaklah
saudaranya mengenakan jilbab untuknya.”[4] Al Wahidi
mengatakan bahwa pakar tafsir mengatakan, “Yaitu hendaklah ia menutupi wajah
dan kepalanya kecuali satu mata saja.”[5]
Ibnul Jauzi rahimahullah dalam Zaadul
Masiir memberi keterangan mengenai jilbab. Beliau nukil perkataan Ibnu
Qutaibah, di mana ia memberikan penjelasan, “Hendaklah wanita itu mengenakan
rida’nya (pakaian atasnya).” Ulama lainnya berkata, “Hendaklah para wanita
menutup kepala dan wajah mereka, supaya orang-orang tahu bahwa ia adalah wanita
merdeka (bukan budak).”[6]
Syaikh As Sa’di rahimahullah menerangkan
bahwa jilbab adalah mulhafah (kain penutup atas), khimar,
rida’ (kain penutup badan atas) atau selainnya yang dikenakan di atas pakaian.
Hendaklah jilbab tersebut menutupi diri wanita itu, menutupi wajah dan dadanya.[7]
Kesimpulan
mengenai maksud jilbab dan khimar, silakan lihat
gambar berikut ini.
2. Mengenakan Jilbab,
Ciri-Ciri Wanita Merdeka
Dalam ayat yang kita kaji saat ini,
Allah Ta’ala memerintahkan kepada Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam agar memerintahkan para wanita mukminat—khususnya
para istri dan anak perempuan Nabi karena kemuliaan mereka—yaitu supaya mereka
mengulurkan jilbabnya. Tujuannya adalah untuk membedakan antara para wanita
jahiliyah dan para budak wanita.[9]
As Sudi rahimahullah mengatakan,
“Dahulu orang-orang fasik di Madinah biasa keluar di waktu malam ketika malam
begitu gelap di jalan-jalan Madinah. Mereka ingin menghadang para wanita.
Dahulu orang-orang miskin dari penduduk Madinah mengalami kesusahan. Jika malam
tiba para wanita (yang susah tadi) keluar ke jalan-jalan untuk memenuhi hajat
mereka. Para orang fasik sangat ingin menggoda para wanita tadi. Ketika mereka
melihat para wanita yang mengenakan jilbab, mereka katakan, “Ini adalah wanita
merdeka. Jangan sampai menggagunya.” Namun ketika mereka melihat para wanita
yang tidak berjilbab, mereka katakan, “Ini adalah budak wanita. Mari kita
menghadangnya.”
Mujahid rahimahullah berkata,
“Hendaklah para wanita mengenakan jilbab supaya diketahui manakah yang termasuk
wanita merdeka. Jika ada wanita yang berjilbab, orang-orang yang fasik ketika
bertemu dengannya tidak akan menyakitinya.”[10]
Penjelasan
para ulama di atas menerangkan firman Allah mengenai manfaat jilbab,
ذَلِكَ
أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ
“Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal.” (QS. Al Ahzab: 59)
Asy Syaukani rahimahullah menerangkan,
“Ayat (yang artinya), ” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal”, bukanlah yang dimaksud supaya salah satu di antara mereka
dikenal, yaitu siapa wanita itu. Namun yang dimaksudkan adalah supaya mereka
dikenal, manakah yang sudah merdeka, manakah yang masih budak. Karena jika
mereka mengenakan jilbab, itu berarti mereka mengenakan pakaian orang merdeka.”[11]
Inilah yang membedakan manakah budak dan
wanita merdeka dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa wanita yang tidak berjilbab
berarti masih menginginkan status dirinya sebagai budak. Hanya Allah
yang beri taufik.
3. Mengenakan Jilbab Lebih
Menjaga Diri
Mengenai
ayat,
ذَلِكَ
أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
“Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu.” (QS. Al Ahzab: 59)
Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata,
“Ayat di atas menunjukkan, orang yang tidak mengenakan jilbab akan lebih mudah
digoda. Karena jika seorang wanita tidak berjilbab, maka orang-orang akan
mengira bahwa ia bukanlah wanita ‘afifaat (wanita yang benar-benar
menjaga diri atau kehormatannya). Akhirnya orang yang punya penyakit dalam
hatinya muncul hal yang bukan-bukan, lantas mereka pun menyakitinya dan
menganggapnya rendah seperti anggapan mereka itu budak. Akhirnya orang-orang
yang ingin berlaku jelek merendahkannya.”[12]
4. Allah Maha Pengampun
Di
akhir ayat, Allah Ta’ala katakan,
وَكَانَ
اللَّهُ غَفُورًا
“Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59). Ibnu
Katsir rahimahullah berkata, “Allah Maha Pengampun dan
Penyayang terhadap apa yang telah lalu di masa-masa jahiliyah, di mana ketika
itu mereka (para wanita) tidak memiliki ilmu akan hal ini.”[13]
Artinya, bagi wanita yang belum mengenakan
jilbab, Allah masih membuka pintu taubat selama nyawa masih dikandung badan,
selama malaikat maut belum datang di hadapannya.
5. Jangan Lupa untuk Dakwahi
Keluarga
Dakwahi keluarga untuk berjilbab dan menutup
aurat, itu yang seharusnya jadi skala prioritas. Lihatlah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam saja diperintahkan untuk memulainya dari istri dan
anak-anak perempuannya sebelum wanita mukminat lainnya sebagaimana perintah di
awal ayat.
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin”
Hal
ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
(QS. At Tahrim: 6)
Ya
Allah, bukakanlah hati keluarga dan kerabat kami yang belum berjilbab untuk
segera berjilbab dengan sempurna.
Segala
puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Riyadh,
KSU, on 29th Dzulhijjah 1431 H (04/12/2010)
Artikel Muslim.Or.Id
[1] Rida’
dan Izar adalah pakaian seperti ketika berihrom. Rida’ untuk
bagian atas, ihrom untuk bagian bawahnya.
[2] Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah, 11/242.
[3] Fathul
Qodir, Asy Syaukani, Mawqi’ At Tafasir, 6/79.
[4] HR.
Muslim no. 890.
[5] Fathul
Qodir, 6/79.
[6] Zaadul
Masiir, Ibnul Jauzi, Mawqi’ At Tafasir, 5/150.
[7] Taisir
Al Karimir Rahman, ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Muassasah Ar Risalah, hal.
671.
[9] Lihat
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/242.
[10] Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/243.
[11] Fathul
Qodir, 6/79.
[12] Taisir
Al Karimir Rahman, hal. 671.
[13] Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/243.
0 komentar:
Posting Komentar